Kamis, 29 Oktober 2009

Hidayah itu turun ketika hati kita bersih.

Hati yang bersih tak akan saling mengotori maupun dikotori.
Contoh: alkisah Rasulullah setiap hari menyuapi sang yahudi buta hingga akhir hayat beliau. Padahal setiap menyuapi, Rasulullah selalu dihina & dicaci oleh yahudi itu, tetapi beliau tetap diam & terus membantu menyuapi sang yahudi. Saat sahabat menggantikan pekerjaan Rasulullah itu, sang Yahudi marah...mengatakan kenapa bukan seperti suapan orang yg membantunya dulu, penuh kelembutan dan tidak pernah membuat kesusahan. Lalu sahabat mengatakan itulah Rasulullah SAW kekasih Allah yang telah tiada maka saya yang akan menggantikan beliau utk membantu anda. Sang yahudi menangis, dan seketika ia masuk kedalam keyakinan & tingkah laku Rasulullah, yaitu Islam. Tanpa penuh keresahan & perdebatan, tetapi akhirnya Islam tetap menang dihati orang2 yg mendapat hidayah Allah, cepat ataupun lambat. Kita do'akan saja sesama makhluk Allah itu semoga mendapat hidayah dan kebenaran yang hakiki. Ma'af ustad, ikut nimbrung, panjang deh.. hehehe

Itulah posting komentar saya terhadap teman di FB. Entah kenapa, saya amat terkesan oleh kisah tersebut, sehingga patut saya sampaikan kepada teman saya itu, yang sedang resah pada orang yang dianggap pemikirannya agak sedikit menyimpang dari pemahaman agama.

Yang saya maksudkan posting diatas adalah Rasulullah utusan Allah SWT tidak pernah bertingkah memaksa maupun menghujat apapun yg dianggap bukan sesuai aturan Islam. Beliau tahu bahwa sang yahudi itu tidak tahu bahwa beliau sesungguhnya adalah nabi yg sedang ramai dibicarakan secara negatif oleh penduduk sana. Beliau juga menerima dan tidak langsung mengaku bahwa dia adalah utusan Tuhan. Namun dengan ketulusan hati & kelapangan dada, serta tingkah laku yang baik, justru hidayah itu datang tanpa dipaksakan. Allah telah menyentuh kebaikan Islam kepada orang yahudi itu melalui tingkah laku serta pelayanan yang baik, bukan menggurui apalagi memamerkan pemahaman yang belum tentu kita pun benar. Ah, Wallahu a'lam bishshowab.

Orang Yang Paling Bijak & Pandai


Dari Ibnu Umar r.ahuma, ia berkata : " Aku bersama sepuluh orang sahabat dan aku adalah orang kesepuluh yang telah mendatangi majelis Rasulullah SAW.

Seorang Anshar telah bertanya kepada Nabi SAW : "Siapakah orang yang paling bijak dan paling bijak di kalangan manusia ?"

Nabi SAW menjawab : " Yaitu orang yang paling banyak mengingat maut
dan orang yang paling banyak membuat persiapan kehidupan
setelah mati.
Merekalah orang yang paling bijak.
Mereka memperoleh kemuliaan di dunia dan kedudukan paling
mulia di akhirat"
(H.R Ibnu Abiddunya, Ibnu Majah, At-Thargib)

Mengingat maut adalah mengingat bahwasanya umur kita tak tahu kapan akan berakhir. Untuk itu pasti manusia akan waspada. Besok, Lusa, atau mungkin setelah anda menutup catatan FB ini, wallahu a'lam.

Mempersiapkan kehidupan setelah mati adalah mempersiapkan kehidupan untuk nanti hidup di alam kubur, alam masyhar, alam surga atau neraka.

Buatlah sebuah koper untuk 'bekal pulang kampung akhirat'...
Seperti :
1. Taat kepada Allah dan Rasulullah SWT. Pasti akan terasa bahagia
2. Hiasi jalan hidup dengan kebaikan kita, selalu memberi manfaat.
3. Jangan kotori sisa hidup kita dengan kelakuan buruk, niscaya orang akan bahagia bila kita mati
4. Cintailah semua makhluk Allah di muka bumi ini. Niscaya Allah akan mencintaimu, dan bumi beserta isinya akan menangisi atas kepergianmu.

Hasan R.A (cucu Rasulullah SAW) pernah berpesan menjelang kematiannya :
1. Hendaklah beramal terlebih dahulu sebelum kalian menyuruh orang lain untuk mengamalkannya
2. Hendaklah meninggalkan kejahatan sebelum kamu melarang orang lain
3. Setiap kaki yang kalian langkahkan akan mendatangkan manfaat (ke surga) atau mudharat (ke neraka). Oleh karena itu pikirkanlah baik-baik sebelum kau melangkah.

Saudara-saudariku, semoga ini menggugah kita untuk mempersiapkan diri untuk bekal nanti. Jangan lengah !

Ma'afkan saya bila ada kesalahan dan kekhilafan.

Jumat, 23 Oktober 2009

Catatan Indah Pengalaman Rohani Alm. Ayahku.

Malam Jum'at ku temukan catatan alm ayah tersayang di dalam file-filenya terdahulu. Kawan, tulisan yang tulus ikhlas penuh harapan. Menangis saat ku baca tulisan ini, boleh kuperlihatkan kepada kalian, agar beliau bahagia di alam sana, aamiin. Demikian tulisan yang dicurahkan alm. ayahku:

Suatu hari saat aku dinyatakan harus menjalani operasi besar yaitu mengeluarkan penyakitku yang hadir di dalam perut besarku, aku sedikit terguncang dan hampir2 tidak percaya bahwa hal ini harus terjadi pada diriku. Namun aku harus menerima kenyataan ini dan bisa menghadapi serta berupaya sekuat kemampuan yang ada agar bisa menyelesaikan pada setiap perkara yang telah Allah swt tetapkan pada diriku ini. “Subhaanalloohi walhamdulillaahi walaa ilaaha illaloohu Alloohu akbar, innaa lillaahi wa innaa ilaihi roojiuun, berilah aku kekuatan dan keshobaran ya Allah”, hanya ucapan itulah yang dapat aku lisankan dalam dzikirku, sebab aku yakin bahwa ini adalah ujian yang telah ditetapkan Allah swt bagiku untuk meningkatkan kualitas iman dan amal sholeh dalam hidupku juga pada akhirnya. Teringat aku akan firman Allah swt:

Tiadalah suatu musibah (cobaan) yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah supaya kamu tidak berduka atas apa yang luput darimu dan jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan. Dan Allah tidak menyukai orang2 yang sombong dan membanggakan diri. (QS.Al Hadid [57]: 22-23).
Aku mulai belajar berbaik sangka kepada Allah swt atas tiap2 peristiwa yang dihadapkan kepada diriku. Seberat apapun penyakit yang sedang aku derita sekarang ini harus kuyakini bukan sebuah “hukuman” atas kesalahan2ku sebelumnya, tetapi merupakan “tarbiyah” agar aku senantiasa ingat kepadaNya dan mengevaluasi diri secara berkala atas segala aktifitas dalam hidupku selama ini, untuk memperbaiki setiap kesalahan yang pernah kubuat terhadap Allah swt maupun terhadap sesama makhluq ciptaan Allh swt. Bukan malah membuat bermacam kesimpulan untuk membuat daftar kesalahan siapapun selain diriku yang senantiasa tidak pernah luput dari berbuat salah dan dosa. Aku berusaha belajar dan senantiasa belajar terus dari setiap kejadian yang sedang hadir bergiliran kehadapanku untuk bisa kuhadapi dengan perasaan shabar (ta-bah, tangguh) dan ridho (senang hati) dengan penuh harapan (roja’) bahwa kebaikan itu pasti bakal datang. Aku harus mulai bersikap demikian termasuk dalam menerima ujian penyakit ini, seberat apapun dia, karena Rosululloh saw pernah bersabda:
“Barangsiapa sakit satu malam, kemudian dia bershobar dan ridho (dengan ketentuan) Allah ini, maka dia keluar dari dosa2nya sebagaimana pada hari dia baru dila-hirkan oleh ibunya (tanpa dosa)”. (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah).

Kusyukuri dan kuni’mati keindahan pengalaman rohani yang kurasa begitu saja datang tanpa aku menyadari sebelumnya, termasuk datangnya segala perhatian, bantuan dan kunjungan mereka yang pada hakikatnya mereka begitu memperhatikan dan mencintaiku yang selama ini tidak kulihat dan kuperhatikan dengan mata hatiku yang senantiasa gelap terhijab oleh super egoku (yang lebih mementingkan dan men-dahulukan keperluan diri sendiri), akibat kurangnya pengorbananku jiwa ragaku dan semua keperluan hidupku untuk mendahulukan keperluan mereka semua tanpa kecuali, demi tercapai maksud tujuan hidup di dunia ini yaitu berkhidmat terhadap sesama umat manusia, makhluq selain manusia, baru kepada diri sendiri dalam rangka meraih keridhoan Allah swt (mardhotillah). Aku mulai menyadari kesalahanku ini dan harus segera memulai dengan sekuat tenaga untuk memperbaikinya dan banyak2 memohon maaf kepada mereka, diiringi permohonan ampunan dan kasih sayang Allah swt.

Ya Allah ya Tuhan kami, kami yang dzolim ini seandainya tidak Engkau ampuni dan kasih sayangi kami, maka kami termasuk orang2 yang merugi.

Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah kami dan kedua orang tua kami dan kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasihi kami di waktu kecil.

Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.

Dalam indahnya pengalaman rohaniku ini telah terukir pula nama2 yang semoga Allah swt senantiasa melimpahkan hidayah, rahmat, kasih sayang dan ridhoNya kepada mereka baik di dunia maupun di akhirat kelak, diantaranya:



8 Keberhasilan Service/melayani (Khidmat)

Sekedar menyebarluaskan prinsip kerja alm. ayah saya, ini beberapa siasatnya:

1. Regular time. = Waktu yang teratur, istiqomah.
2. Convenient Time. = Waktu yang tepat.
3. Prepared. = Persiapan.
4. Profesional Image. = Kesan yang profesional.
5. Product Knowledge. = Pengetahuan tentang produk.
6. Help customer. = Bantu pelanggan.
7. Be Accurate. = Teliti, cermat.
8. Self Confident. = Percaya Diri.

Kamis, 22 Oktober 2009

Anakku Ulangtahun..

Saat menginjak satu tahun, tahun 2007, seminggu sebelumnya ia mulai dapat berjalan. Tidak sengaja, saat kami bawa ke tempat rumput yang luas, hanya beberapa kali jatuh Alhamdulillah tiba-tiba dapat berjalan mengikuti abang sepupunya berjalan cukup jauh. Hal inilah yang membuat sang nenek senang, dan ingin merayakan dgn kue ulangtahun pertamanya. Aku terharu, padahal saat itu kami sebagai orangtua hanya bisa memberinya "selamat dan do'a" tidak terlalu melebihkan dengan hal2 yang belum ia mengerti (sebenarnya sih karena keadaan kami masih beranjak nilai nol menuju 1 point, belum punya macam2). Ibu, terimakasih banyak ya...


Ulangtahun ke 2, tahun 2008. Saat itu kami sudah pindah rumah, tidak lagi tinggal bersama di rumah Ibu. Alhamdulillah, mulai disinilah titik kemandirian kami. Mulai titik awal ada sedikit kelebihan dalam kehidupan kami. Hitung-hitung menyambung silaturrahmi, dengan susah payah aku masak sendiri, kubuatkan 22 paket dus nasi untuk para tetangga. Dengan mengucap bismillah, anakku itu menemaniku dari mulai memasak sampai membungkus (10 jam berlalu dipotong waktu sholat dan mandi), tanpa diganggu olehnya, betul tanpa gangguan. Anakku yang manis..selamat ulangtahun ya.


Ulangtahun yang ke 3, ya hari ini. Pagi ini pun ia belum bangun, walau aku ucapkan: nak, bangun hari ini kamu ulangtahun, selamat ya. Tapi aaahh, dia tak bergeming sedikit pun (hihihi, tidak mengerti apa ulangtahun lebih tepatnya). Dan kau tahu kawan, aku belum mempersiapkan apapun untuknya. Ya baru ucapan secara langsung padanya dan meulis ucapan syukur di status facebook. Sedangkan Ayahnya sudah membelikan dia hadiah berubah jam tangan lucu. "Bisa untuk main yoyo juga," begitu kata ayahnya.
Kawan, sebenarnya kami ingin mengulang memberikan sedikit rasa syukur dan kebahagiaan kepada anak kami dengan memberikan sekedar nasi bungkus untuk para teman dan tetangga lagi.
Apalagi ulangtahun kali ini ada tambahan spesial. Anakku sudah tahu huruf hijaiyyah yang terangkum dalam buku Iqro 1, lulus dengan baik. Alhamdulillah, sekarang meningkat kepada Iqro 2, selamat ya nak.. semoga bermanfaat untukmu kelak.

Tapi sepertinya hari ini kami hanya cukup dengan memberikan kebahagian yang lain saja, sederhana, simpel, dan tidak membuat oranglain curiga. Yap, berupa kado saja ya nak...

Senin, 19 Oktober 2009

Hatiku Bimbang


Ada beberapa hal yg membuat aku bingung, dirinci jadinya seperti ini deh..
1. Gigi mau dibehel karena akan perbaikan struktur gigi geraham yang sudah dicabut karena patah, walhasil tidak bisa mengunyah dgn sempurna. Pakai gigi palsu? wiiih..rasanya menjijikan.
Tetapi kawan, biayanya muaahal. Survei terakhir, biaya di drg. biasa adalah 4-5juta untuk pemasangan dan kontrol tiap bulannya 100-150ribu. Sedangkan drg. spesialis orthodontis (yg berkompeten menangani masalah susunan gigi gitu deh) biayanya 5-9jt, sungguh fantastis.
Maunya sih yang spesial dong, tapi ya itu, budgetnya lumayan buat beli 1 unit laptop keren.

2. Ada tetangga yang lagi kesusahan (kayanya udah sering curhat susahnya bertubi-tubi). Dulu pernah pinjam uang untuk mengurus STNK-nya yg hilang dicuri orang, sempet dipinjemin sedikit sih, tapi ya sampai kejadian baru ini dia belum bisa bayar, sekarang mau pinjam untuk membayar tunggakan cicilan rumah selama 4 bulan yang katanya sebentar lagi akan disegel pihak bank. Nah loh nada-nadanya mau pinjam uang sebesar 1,5jt...haduh, runyam deh. Apakah harus dipinjemin lagi nih??? tapi tabunganku harus dihitung-hitung nich..aku kan bukan konglomerat.

Semua mau, tapi mana yang lebih dahulu pantas dilakukan?

Jumat, 09 Oktober 2009

memulai mencoba mengapresiasikan diri...